I.Kata Baku dan Non Baku
Kata baku adalah bahasa yang menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Di dalam bahasa baku ini pun ada juga bahasa lisan dan tulisannya.
Sedangkan Kata non baku adalah bahasa sehari-hari yang sering atau lebih banyak digunakan oleh masyarakat terutama oleh masyarakat Indonesia. Seperti bahasa daerah yang sering digunakan oleh masyarakat pedalaman di Indonesia. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menulis ataupun mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1. Contoh kata Baku = Non Baku
A
1. Air = aer
2. Akuntansi = akutansi
3. Aktif = aktip
4. Ancam = ancem
5. Antar = anter
6. Apotek = apotik
7. Asap = asep
8. Autopsi = otopsi
9. Azab = ajab
B
10. Bagus = bagoes
11. Bakti = bhakti
12. Balas = bales
13. Batil = bathil
14. Batin = bathin
15. Belum = belom
16. Bosan = bosen
17. Bulat = bulet
C
18. Cacat = cacad
19. Catat = catet
20. Cepat = cepet
21. Celana = clana
D
22. Daftar = daptar
23. Dakwah = da’wah
24. Dalam = dalem
25. Dapat = dapet
26. Dekat = deket
27. Detektif = detektive
28. Diam = diem
29. Diagnosa = diagnose
30. Dinas = dines
31. Dokumen = document
E
32. Eksekutif = eksekutive
33. Ekuivalen = equivalen
34. Ekspor = eksport
35. Evakuasi = evakwasi
F
36. Film = filem
37. Fitnah = pitnah
38. Foto = photo
G
39. Gadai = gade
40. Garam = garem
41. Gitar = guitar
H
42. Handuk = anduk
43. Hangus = angus
44. Hangat = anget
45. Hidung = idung
46. Hijau = ijo
47. Hitam = item
48. Hitung = itung
49. Hafal = hapal
50. Hujan = ujan
51. Hutang = utang
I
52. Ikat = iket
53. Ikhlas = iklas
54. Izin = ijin
55. Ijazah = ijasah
56. Impor = import
57. Indeks = indekx
58. Inisial = Initial
59. Isu = Isyu
J
60. Jatuh = jatoh
61. Jangkerik = jangkrik
K
62. Kafilah = kapilah
63. Kain = kaen
64. Kaidah = kaedah
65. Kangker = kanker
66. Karena = karna
67. Kelas = klas
68. Kemarin = kemaren
69. Klakson = kelakson
70. Klik = kelik
71. Kualitas = kwalitas
72. Kuantitas = kwantitas
73. Kunci = konci
L
74. Lantai = ubin
75. Lihat = liat
M
76. Maaf = maap
77. Malam = malem
78. Memang = emang
N
79. Nafas = napas
80. Nanti = entar
81. Nazar = nadzar
P
82. Pasif = pasip
83. Pinjam = pinjem
R
84. Rahmat = rakhmat
85. Raksasa = rasaksa
86. Rakyat = ra’yat
87. Ramai = rame
88. Razia = rajia
89. Rabu = rebo, rebu
S
90. Segar = seger
91. Sekretaris = sekertaris
92. Senang = seneng
93. Suara = swara
94. Sudah = udah
T
95. Telur = telor
96. Teman = temen
97. Tidak = nggak
U
98. Uang = duit
99. Unta = Onta
Z
100. Zakat = jakat
II. Medan Makna
Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna dan nama-nama perkerabatan.
Contoh :
Banyak unsur leksikal dalam I medan makna antara bahasa yang I dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu.
Bahasa IndonesiaØ
Merah, coklat, baru. Hijau, kuning, abu-abu, putih dan hitam catatan menurut fisika putih adalah kumpulan berbagai warna sedangkan hitam adalah tak berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, Bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan seperti, merah darah, merah jambu, dan merah bata.
Bahasa InggrisØ
Ada 10 warna yaitu white, red, yellow, purple, pink, orange, grey, blue.
Bahasa HunancoØ
Ada 4 warna yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainnya. (ma) langit yairu warna putih dan warna lainnya. (ma) rarar yakni kelompok warna merah dan (ma) latuy yakni warna kuning, jhijau muda dan coklat muda.
Kata-kata atau leksem-leksem yang megelompokkan dalam satu medan makna, berdasrkan sifat hubungan semantisnya dapat di bedakan atas kelompok medan kolokasi dan medan set kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Misalnya, dalam kalimat
(I). Supir metro mini mengintruksikan kepada karnet agar meminta onkos kepenumpang.
Kita dapati kata-kata supir, metromini, kernet, dan penumpang yang merupakan kata-kata dalam satu lokasi, satu tempat atau lingkungan yang sama, yang berkenan dengan lingkungan darat (dalam metromoni).
Kalau kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik, karena sifatnya yang linear, maka kelompok set menunjuk, pada hubungan pradigmatik, karena kata-kata yang berada dalam satu kelompok set biasanya mempunyai kelas yang sama dan tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu umpamanya, kata remajamerupakan tahap perkembangan dari anak-anak menjadio dewasa, sedangkan kata sejuki merupakan suhu diantara dingin dan hangat, maka kalau kata-kata yang satu set dengan remaja dan sejuk dibagankan adalah menjadi sebagai berikut :
Manula / lansia Terik
Dewasa Panas
Remaja Hangat
Kanak-kanak Sejuk
Bayi Dingin
Pengelompokan kata atas kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dapat memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam satu masyarakat bahasa. Namun pengelompokan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpang tindihan unsur-unsur leksikal yang di kelompokkan itu, misalnya, kata karang dapat masuk dalam kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula masuk kedalam kelompok medan makna pariwisata dan dapat pula dalam kelompok medan makna kelautan, selain itu pengelompokan kata atas medan makna ini tidak mempedulikan adanay nuansa makan, perbedaan makna denotasi dan konotasi. Misalnya, kata remaja itu juga memiliki juga makna “belum dewasa”, keras kepala, bersifat kaku, suka mengganggu dan membantah, serta tidak konsisten, jadi pengelompokan kata atas medan makana ini hanya tertumpu pada makna dasar, makna denotatif, atau makana pusatnya saja.
III. Konotasi , Denotasi , Sinonim , Antonim , Hiponim dan Contoh nya
1.Konotasi
Konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata. Nilai rasa ini sangat ditentukan oleh pengalaman, kebiasaan serta pandangan hidup yang dianut masyarakat pemakai bahasa itu. Misalya kata “amplop” bermakna sebuah amplop tempat surat. Namun, dalam masyarakat amplop mengandung konotasi negatif atau tidak baik, karena kata amplop itu memiliki makna “komisi” atau “uang sogok”.
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:
- Untuk mempercepat pengurusan dokumen impor, ia memberikan amplop kepada staf yang mengurusnya, agar cepat selesai.
-Sudahlah Pak, kita damai saja. Permasalahan ini tidak usah diteruskan ke kepolisian.
-Para kepala pemerintahan negara-negara APEC berkumpul di Bogor untuk membicarakan masalah-masalah ekonomi.
2. Denotasi
Denotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat obyektif.
Berikut ini contoh uraian dari kata yang mengandung makna denotasi. Yaitu mati, wafat, gugur, mampus, meninggal, arti lugasnya ” Orang yang sudah tidak bernyawa lagi alias meninggal”. Jadi arti lugas yang dikandung oleh sebuah kata itulah yang dinamakan denotasi. Denotasi di samping memiliki makna lugas, dapat juga mengandung arti tambahan atau kiasan.
Contoh:
- Para pahlawa yang mampus di medan pertempuran dikuburkan di Taman Makan Pahlawa.
Kata mampus dalam kalimat di atas seharusnya diganti dengan kata gugur.
Kata dikuburkan diganti dengan dimakamkan.
- Para pahlawan yang gugur di medan pertempuran dimakamkan di Taman Makan Pahlawan.
3. Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh Sinonim :
- binatang = fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu = berjumpa
4. Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim :
- keras x lembek
- naik x turun
- kaya x miskin
- surga x neraka
- laki-laki x perempuan
- atas x bawah
5. Hiponim
Hiponim adalah suatu kata yang mempunyai arti hierarkies atau anggota dari kata yang lebih umum, atau dapat disebut dengan kata-kata yang terwakili maknanya oleh kata yang lebih umum.
Beberapa Contoh Hiponim :
Kata Umum : Olaha Raga, Himponimnya : Basket.Voli,Senam
Kata Umum : Kendaraan, Hiponimnya : motor,mobil,sepeda
Kata Umum : Film, Hiponimnya : Horror, Action, Romantic, Comedy
IV. KATA DEPAN
Kata depan adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lain, serta sangat menentukan sekali sifat penghubungnya. Kata depan erat hubungannya dengan kedudukan, arah, maupun tujuan. Kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a) Kata depan sejati : Di, ke, dari. Kata depan ini dipergunakan untuk merangkaikan kata-kata yang merangkaikan tempat dan sesuatu yang dianggap tempat. Contoh : Di Sidoarjo, ke pasar, dari sekolah dll.
b) Kata depan majemuk : Di atas, ke sana, di bawah, ke muka, dari pada dll.
c) Kata depan yang lain : Bagi, pada, untuk, sebab, serta, sampai, oleh, perihal, dengan, karena, akan, demi, guna,untuk, buat, terhadap, antara, tentang, hingga dll.
Ada beberapa kata depan istimewa yang perlu dijelaskan yaitu :
Akan => kata depan akan dapat menduduki beberapa macam fungsi :
a) Pengantar objek, contoh :
- Ia tidak tahu akan persoalan itu
- Dia lupa akan semua kejadian itu
b) Untuk menyatakan akan terjadinya sesuatu, contoh :
- Saya akan pergi ke Sidoarjo
- Ibu akan datang besok
c) Untuk penguat atau penentu, contoh :
- Akan hal itu bicarakan besok saja
- Akan peristiwa itu kita jadikan sebagai sebuah pelajaran
Dengan => Kata depan dengan dapat menduduki beberapa macam fungsi :
a) Untuk menyatakan alat, contoh :
- Maling memukul satpam dengan pentungan
b) Untuk menyatakan hubungan kesertaan, contoh :
- Ronaldo bermain sepak bola dengan kawannya
c) Membentuk keterangan kualitatif, contoh :
- Siswa mengerjakan ulangan dengan teliti
d) Menyatakan keterangan perbandingan,contoh :
- Wanita itu sama cantiknya dengan Luna Maya
Atas => Kata depan atas dapat menduduki beberapa macam fungsi :
a) Membentuk keterangan tempat, yang artinya sama dengan di atas, contoh :
- Kami terima amanah itu di atas pundak kami
b) Menghubungkan kata benda atau kata kerja dengan keterangan :
- Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran saudara
Antara => Kata depan antara dapat menduduki beberapa macam fungsi :
a) Sebagai penunjuk arah, contoh :
- Jawa Tengah terletak sejauh antara Jawa Barat dan Jawa Timur
b) Sebagai penunjuk tempat, contoh :
- Telur bebeknya ada diantara bebek-bebek itu
c) Bermakna kira-kira, contoh :
- Antara dua tiga hari lagi pekerjaan itu akan selesai
V. Kata Imbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentukan kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata turunan.
2. Jenis-jenis Imbuhan
`Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk
a. Awalan atau prefiks
Contoh:
meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
b.Sisipan atau infiks
Contoh:
-el, -er, -e-, dan –in-
c. Akhiran atau sufiks
Contoh:
-kan, -an, -I, dan –nya
d. Konfiks atau simulfiks
Berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus.
Contoh:
Ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.
Imbuhan yang diserap dalam bahasa asing.Imbuhan tersebut,diantaranya,adalah sebagai berikut:
Dari bahasa Arab:-ah, -i.Fungsinya sebagai penbentuk atau penanda kata sifat.
Contohnya; manusiawi, alamiah, alami
Dari bahasa Sansekerta: -man, -wan, -wati,.Fungsinya sebagai pembentuk kata
Benda.Contohnya, budiman, wartawan, pragawati.
Dari bahasa Inggris: -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contohnya, egois, deskriptif, formal
3.Fungsi Imbuhan
a Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN
-an,pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
b. Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, &menaiki.
c. Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is.Contohnya: manusiawi,
Duniawi, ilmiah, agamis
d. Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
4.Menggunakan Imbuhan secara Benar
Awalan peN-
Imbuhan peN- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif.
Makna yang dikandung awalan peN- bermacam- macam antara lain:
a) Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, & pembaca.
b) Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang.
c) Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris
d) Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira.
e) Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.
Pemakaian Awalan ber-
Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:
Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-.
Contoh: beramal, bekerja
Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-.
Contoh: bel + ajar = belajar
c. Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan diatas, maka ber-
tetap tanpa perubahan.
Contoh: ber + balik = berbalik
Ada beberapa makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:
1) Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil.
2) Menggunakan contoh: bersepeda, bersepatu
3) Mengeluarkan contoh: bertelur, berbau, berkata.
4) Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati,
5) Dalam jumlah, contoh berdua, bertiga.
Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelepasan-pelepaqsan imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut.
1. Usahanya belum hasil.
2. Pendapat kita memang beda
3. Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.
Bentuk-bentuk tanpa ber- sepereti pada contoh di atas permukaan pemakaian kalimat yang tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsure pengaruh dari bahasa daerah(sunda). Kalimat-kalimat tersebut seharusnya diucapkan:
4. Usahanya belum berhasil
5. Pendapat kita memang berbeda
6. Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas
Awalan meN-
Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar, terjadi variasi bentuk, yakni me, mem-, men, meng-, dan meny-.
Makna awalan meN- adalah sebagai berikut:
1) Melakukan perbuatan, tindakan; Contoh: mengambil, menjual.
2) Melakukan perbuatan dengan alat: Contoh: mengambil, menyabit
3) Menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun, meluap
4) Membuat kesan; contoh: mengalah, membisu.
5) Menuju ke; contoh;mendarat, menepi.
6) Mencari;contoh: mendamar.
d. Awalan di-
Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me-(N)) yang bermakna aktif.
Contoh: di- + baca = dibaca
ambil = diambil
jual = dijual
e.Awalan ter-
Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:
a. Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup, terbuka.
b. Ketidaksengajaan; contoh: terbawa, terambil.
c. Tiba-tiba; contoh: teringat, terjatuh
d. Paling/superlativ; contoh: terindah, terbagus
f. Awalan se-
Awalan se- berasal dari sa- atau esa yang berarti ‘satu’. Awalan tersebut kemudian mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut:
Satu; contoh: seeekor, sebutir
Seluruh, seisi; contoh: serumah, sekampung.
Sama-sama; contoh: sepermainan, seperjuangan.
Sama dengan, seperti; contoh: setinggi, selebar, seenaknya, semaumu.
Menyatakan waktu; contoh: sesudah, selagi
g.Awalan –an
Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan.
Makna akhiran –an adalah sebagi berikut;
1) Menyatakan tempat: contoh: pangkalan, kubangan
2) Menyatakan alat; contoh: timbangan, ayunan
3) Menyatakan hal atau cara: contoh: didikan, pimpinan.
4) Menyatakan akibat, hasil perbuatan: contoh: hukuman, balasan.
5) Menyatakan sesuatu yang di; contoh: catatan,suruhan.
6) Menyatakan seluruh, kumpulan; contoh: lautan, sayuran.
h. Awalan –kan dan -i
1. Fungsi
a) Membentuk kata kerja. Semuakata yang berakhiran –kan dan –I dengan atau tanpa awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –I itu merupakan kata kerja bentuk imperativ.
Contoh:panas (kata sifat)
panaskan (kata kerja)
panasi (kata kerja)
b) Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif.
Contoh: -Didi duduk di kursi (traktransitif)
-Didi menduduki kursi (transitif)
-Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif)
c)Mengintensifkan arti.
Contoh:
Polisi menangkap penjahat
Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulng-ulang karena objeknya lebih dari satu)
2. Perbedaan-perbedaan
a) Objek yang mengikkuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –I tetap tempatnya, tak berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu:
Contoh:
Petani itu menanamkan benih di sawahnya.
Petani itu menanami sawahnya.
b) Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja berakhiran –i diikuti objek penyerta.
Contoh:
Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.
Dia menawari saya pekerjaan.
c) Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya seolah-olah sama saja dan dapat saling menggantikan.
Contoh:
Dia menamai anaknya Alam (menamai = memberi nama)
Dia menamakan anaknya Alam (menamakan = menyebabkan bernama)
i. Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian, kecepatan, keindahan, kesehatan.
Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
1) Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan
2) Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran, kemahalan.
3) Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.
j. Konfiks pe(N)-an
Konfiks pe(N) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an.
Makna konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan.
2) Menyatakan proses/perbuatan. Contoh pemberontakan, pendaftaran.
3) Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.
4) Menyatakan alat. Contoh: penciuman.
5) Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.
k. Konfiks per-an
Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan
2) Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.
3) Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan
4) Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman
5) Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh; peralatan, persyaratan.
l. Konfiks se-nya
Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata keterangan.
Contoh:
Se-nya +putih = seputih-putihnya
+pintar = sepintar-pintarnya
Konfiks se-nya menyatakan superlative atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Contoh:
Seputih-putihnya = seputih mungkin
sepintar-pintarnya = sepintar mungkin
m. Klitika –ku, -mu, nya
1. Fungsi
a. Sebagai penunjuk kepunyaan.
Contoh: rumahku, rumahmu, rumahnya
b. Sebagai alat pembentuk kata benda.
Contoh: salah (kata sifat) = salahmu (kata benda)
duduk (kata benda) = duduknya(kata benda)
c. Sebagai objek penderita
Contoh: Sudah beberapa kali ia membujukku.
Ia memandangnya tajam-tajam.
d. Sebagai objek penyerta
Contoh: Surat itu telah kukirimkan kepadanya.
Barang-barang ini sengaja dia bel untukmu.
Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai imbuhan.
Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut;
1)Sebagai pembentuk kata keterangan
Contoh:
Agaknya akan turun hujan hari ini.
Tidak selamanya orang menderita.
2)Sebagai penunjuk
Contoh:
Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya.
Rumah kami besar,kamar-kamarnya luas.
3)Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlative
Contoh:
Sepandai-pandainya tupai melompa,sekali gagal juga.
Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah.
Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah dinyatakan langsung.Perhatikan kalimat di bawah ini.
1. a)Rumah paman bertingkat dua.
b)Rumahnya bertingkat dua.
2. a)Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah
b)Sepedanya bercat merah.
VI. Pemenggalan Suku Kata
Kata di dalam bahasa Indonesia terdiri atas suku kata, baik pada kata dasar maupun pada kata berimbuhan.Ada kata yang teridri atas satu suku kata, atas dua suku kata, dan ada pula kata yang terdiri atas tiga atau lebihsuku kata. Menurut ketentuan bahasa, pemenggalan kata bahasa Indonesia hanya boleh dilakukan pada sukukata. Kata bendahara, misalnya, hanya boleh dipenggal menurut suku kata menjadi ben-da-ha-ra.Pemenggalan kata ke dalam suku kata dilakukan dengan memberikan tanda suku -. Dengan sedikitpengecualian, misalnya, do-a, hanya kata dengan empat atau lebih huruf yang menggunakan tanda suku padapemenggalan suku kata. Agar pemenggalan suku kata seperti ini dapat dilakukan oleh komputer, kita memerlukan kaidah-kaidah tentang pemenggalan suku kata. Diperkirakan ada banyak model kaidah yang dapatditemukan orang untuk pemenggalan suku kata ini.Di sini kita berbicara tentang salah satu model kaidah pemenggalan suku kata. Kaidah inipun masih dibatasipada pemenggalan suku pertama pada kata. Pemenggalan suku pertama pada kata ini ditandai dengan tandasuku -. Sebagai contoh, pemenggalan suku pertama pada kata bendahara adalah ben-dahara. Dengan kaidahdemikian, komputer diharapkan dapat dengan tanpa keliru memenggal suku pertama pada kata denganmemberikan tanda suku – di belakang suku kata itu.
a. Awalan me1).
Me- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem r, I, w,
y, m, n, ny, dan ng.
Contoh :
- rasa > merasa
- lihat > melihat
- wisuda > mewisuda
- makan > memakan
- naik > menaik
- nyanyi > menyanyi
- nganga > menganga
2). Mem- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal
b, p, f, v, dan m.
Contoh :
- beli > membeli – fitnah > memfitnah
-pakai > memakai -veto > memveto
-mula > memulai
3). Men- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal c,
d, t,j, z, dan^y.
Contoh :
-cuci >mencuci -jual > menjual
-duga > menduga – ziarah > menziarahi
-tutup > menutup – syukur > mensyukuri
4). Meny- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan fonem awal s.
Contoh:
- sakit > menyakiti – sesal > menyesali
5). Meng- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal
k, g, h, kh, dan vokal.
Contoh :
- kirim > mengirim
- gali > menggali
- hitung > menghitung
- khayal > mengkhayal
- atur > mengatur
- iris > mengirs
- ekor > mengekor
- eja > mengeja
- olah > mengolah
6). Menge- digunakan pada kata-kata yang hanya bersuku satu.
Contoh:
- tik > mengetik
- bom > mengebom
- cat > mengecat
- las > mengelas
«tes > mengetes
b. Awalan ber-
1). Ber- digunakan secara umum, yaitu yang tidak dengan be- atau bel-
Contoh :
- libur > berlibur
- guna > berguna
2). Be- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal r
atau yang suku pertamanya mengandung bunyi -er.
Contoh:
- ragam > beragam
- racun > beracun
- kerja > bekerja
- serta > beserta
3). Bel- digunakan hanya pada kata dasar ajar, sehingga menjadi
belajar.
c. Awalan pe-
1). Pe- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal /,
r, w, y, m, n, ng, dan ny.
Contoh :
- lari > pelari -nanati > penanti
- rawat > perawat -nyanyi > penyanyi
- waris > pewaris -ngeri > pengeri
-marah > pemarah
2). Pern- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal b
dan p.
Contoh:
- baca > pembaca
- putus > pemutus
3). Pen- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal d
c,j, dan /.
Contoh :
- dengar > pendengar
- tarik > penarik
- curi > pencuri
4). Peny- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal
s,
Contoh :
- siar > penyiar
- saring > penyaring
5). Peng- digunakan pada kata-kata yang dimulai dengan fonem awal
k, kh, h, g, dan vokal.
Contoh :
- kirim > pengirim – ambil > pengambil
- khianat >pengkhiant – inap > penginap
- hitung > penghitung – urus > pengurus
- gali > penggali – ekor > pengekor
- obat > pengobat
6). Penge- digunakan kata-kata yang hanya bersuku satu.
Contoh :
- tik > pengetik
- cat > pengecat
d. Awalanper-
Awalan per- mempunyai tiga macam bentuk, yaitu :
1). Per- digunakan pada kata-kata yang tidak dimulai dengan fonem
awal r.
Contoh :
- istri > peristri
- cepat > percepat
3) Pe- digunakan pada fonem awal kata dasarnya r.
Contoh :
- ringan > peringan
- rendah > perendah
4). Pel- hanya digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar.
e. Awalan di-
Awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk. Bentuknya untuk
posisi dan kondisi mana pun sama saja.
f. Awalan ke-
Awalan ke- tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang
diimbuhannya.
g. Awalan ter-
Awalan ter- mempunyai dua macam bentuk, yaitu :
1). Ter- digunakan pada kata dasar yang tidak dimulai dengan fonem r
Contoh :
- angkat > terangkat
- biasa > terbiasa
2). Te- digunakan pada kata dasar yang dimulai dengan konsonan r.
Contoh:
- rasa > terasa
- rawat > terawat
h. Awalan se-
Awalan se- tidak mempunyai variasi bentuk. Pengimbuhannya
dilakukan dengan cara merangkaikannya di muka kata yang
diimbuhinya.
3. Imbuhan gabung
Imbuhan gabung adalah pemakaian dua macam imbuhan atau
lebih, yang masing-masingnya masih tetap mengandung arti dan fungsi
sendiri-sendiri. Imbuhan gabung dalam bahasa Indonesia antara lain:
a. Imbuhan gabung her- -kan
Contoh:
- senjata > bersenjatakan
- dasar > berdasarkan
b. Imbuhan gabung her- -an
Contoh:
- lari > berlarian
- pandang > berpandangan
c. Imbuhan gabung per- -kan
Contoh:
- debat > perdebatkan
- tunjuk > pertunjukkan
d. Imbuhan gabung per- -i
Contoh:
- lengkap > perlengkapi
- baik > perbaiki
e. Imbuhan gabung me- -kan
Contoh:
- lebar > melebarkan
- lebih > melebihkan
f. Imbuhan gabung me- -i
Contoh:
- lengkap > melengkapi
- garam > menggarami
g. Imbuhan gabung memper-
Contoh:
- lancar > memperlancar
- istri > memperistri
h. Imbuhan gabung memper- – kan
Contoh:
- debat > memperdebatkan
- main > mempermainkan
i. Imbuhan gabung memper- -i
Contoh:
- baik > memperbaiki
- turut > memperturuti
j. Imbuhan gabung di- -kan
Contoh:
- bawa > dibawakan
- siar > disiarkan
k. Imbuhan gabung di- -i
Contoh:
- restu > direstui
- teman > ditemani
1. Imbuhan gabung diper -
Contoh:
- lebar > diperlebar
- cepat > dipercepat
m. Imbuhan gabung diper- -kan
Contoh:
- temu > dipertemukan
- guna > dipergunakan
n. Imbuhan gabung diper- -i
Contoh:
- baik > diperbaiki
- lengkap > diperlengkapi
o. Imbuhan gabung ter- -kan
Contoh:
- selesai > terselesaikan
- pecah > terpecahkan
p. Imbuhan gabung ter- -i
Contoh:
- seberang > terseberangi
- penuh > terpenuhi
q. Imbuhan gabung ke- -an
Contoh:
- datang > kedatangan
- lurah > kelurahan
r. Imbuhan gabung se- -nya
Contoh:
- tiba > setibanya
- benar > sebenarnya
s. Imbuhan gabung pe- -an
Contoh:
- lari > pelarian
- rav/at > perawatan
t. Imbuhan gabung per- -an
Contoh:
- dagang > perdagangan
- tani > pertanian
D. Pemenggalan Kata Dasar
Menurut Chaer (2006:56) kata dasar dipenggal dengan aturan :
1. Kalau di tengah kata dasar ada dua huruf vokal, maka pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:
- ba-ik – ku-e
- a-ir – sya-ir
-pu-ing
2. Kalau di tengah kata dasar ada huruf konsonan di antara dua huruf vokal,
maka pemenggalan sebelum huruf konsonan itu.
Contoh:
- si-kat – a-khir
- i-kan – ha-nyut
- ba-ngun
Catalan:
Gabungan huruf ng pada kata bangun, kh pada kata akhir, dan ny pada kata
hanyut dianggap sebagai satu kesatuan kafena sesungguhnya gabungan
huruf-huruf itu melambangkan sebuah fonem. Oleh karena itu,
pemenggalannya dilakukan sebelum gabungan huruf tersebut.
3. Kalau di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan yang
berurutan yang gabungan huruf konsonan, maka pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Contoh:
- pin-dah -jip-lak
- lam-bat – Ap-ril
-cap-lok – tang-gung
4. Kalau di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih, maka
pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama, termasuk
gabungan huruf konsonan, dengan huruf yang kedua.
Contoh:
- kon-trak – ul-tra
- bang-krut – am-bruk
- in-struk-si
VII. KATA ULANG
Kata Ulang atau Reduplikasi adalah Kata jadian yang terbentuk dengan pengulangan kata.
Bentuk kata ulang
A. Kata ulang murni atau pengulangan seluruh atau dwilingga, yaitu pengulangan seluruh kata dasar.
Contoh :
a. ibu-ibu
b. hitam-hitam
c. kuda-kuda
d. danau-danau
B. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang sebagian, yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan, sisipan, akhiran atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya diulang.
Contoh :
a. berlari-lari
b. bermain-main
c. menari-nari
d. hormat-menghormati
e. bunga-bungaan
f. kekanak-kanakan
C. Kata ulang berubah bunyi atau bervariasi fonem, baik vokal maupun konsonan.
Contoh :
a. lauk-pauk
b. serta-merta
c. warna-warni
d. gerak-gerik
e. mondar-mandir
D. Kata ulang suku awal atau dwipurwa, yaitu bentuk pengulangan suku pertama kata dasarnya, biasanya disertai variasi e pepet.
Contoh :
a. lelaki = laki-laki ~ lalaki ~ lelaki
b. sesama = sama-sama ~ sasama ~ sesama
c. tetangga = tangga-tangga ~ tatangga ~ tetangga
Selain bentuk kata ulang di atas, terdapat kata ulang semu atau kata dasar berulang.
Contoh :
- cumi-cumi
- paru-paru
- laba-laba
- pura-pura
- biri-biri
- kura-kura
- kupu-kupu
- kunang-kunang
C. Makna kata ulang
1. Menyatakan banyak tak tentu.
Contoh :
a. gunung-gunung
b. daerah-daerah
c. gerak-gerik
d. rumah-rumah
e. pepohonan
2. Menyatakan sangat.
Contoh :
a. rajin-rajin
b. besar-besar
c. kuat-kuat
d. manis-manis
3. Menyatakan saling, berbalasan atau pekerjaan dilakukan oleh dua pihak.
Contoh :
a. kunjung-mengunjungi
b. tuduh-menuduh
c. tolong-menolong
4. Menyatakan paling atau intensitas.
Contoh :
a. sebaik-baiknya
b. setinggi-tingginya
c. sebanyak-banyaknya
5. Menyatakan tiruan atau menyerupai.
Contoh :
a. orang-orangan
b. mobil-mobilan
c. kayu-kayuan
d. rumah-rumahan
6. Menyatakan bersenang-senang atau santai.
Contoh :
a. duduk-duduk
b. minum-minum
c. membaca-baca
d. tidur-tiduran
e. berjalan-jalan
f. berbaring-baring
7. Menyatakan dikenai sifat atau agak.
Contoh :
a. kebarat-baratan
b. kemalu-maluan
c. kehijau-hijauan
8. Menyatakan himpunan pada kata bilangan.
Contoh :
a. dua-dua
b. lima-lima
c. banyak-banyak
9. Menyatakan agak….(melemahkan arti).
Contoh :
a. Kepala pening-pening.
b. Badan sakit-sakit.
c. Jangan malu-malu.
10. Menyatakan beberapa.
Contoh :
a. bertahun-tahun ia menunggu.
b. berhari-hari ia menanti.
11. Menyatakan terus-menerus.
Contoh :
a. bertanya-tanya
b. mencari-cari
12. Menyatakan waktu.
Contoh :
a. Pagi-pagi minum es.
b. Datang-datang marah.
13. Menyatakan makin atau bertambah.
Contoh :
a. Lama-lama ia pingsan.
b. Meluap-luap amarahnya.
14. Menyatakan berusaha … atau penyebab.
Contoh :
a. menyabar-nyabarkan diri.
b. menguat-nguatkan hati.
c. menahan-nahan amarah
VIII. KATA MAJEMUK
Kata majemuk adalah gabungan 2 kata atau lebih yang memiliki struktur tetap, tidak dapat di sisipi kata lain. Contohnya
Meja makan
gabungan kata di atas termasuk contoh kata majemuk karena strukturnya tetap, tidak dapat diubah-ubah letaknya.
Makan meja (tidak logis)
Kemudian, gabungan kata tersebut tidak dapat disisipi oleh kata lain, seperti yang, sedang, dll.
Meja (yang) makan (tidak logis)
Meja (sedang) makan (tidak logis)
Selain itu, ciri lain dari kata majemuk adalah gabungan kata tersebut membentuk makna baru. Namun, makna baru tersebut masih dapat dirunut atau ditelusuri dari makna kata pembentuknya.
Rumah baru (a)
Tono sakit (b)
Rumah sakit (c)
secara gramatika (tata bahasa) makna yang terbentuk pada contoh (a) dan (b) sama dengan makna leksikal unsur pembentuknya. Gabungan kata di atas mempunyai makna “rumah (yang) baru” (a) dan “Tono (sedang) sakit.”
Berbeda halnya dengan gabungan kata pada contoh pertama (a) dan kedua (b), gabungan kata pada contoh kedua (c) secara gramatika makna yang terbentuk berbeda dari makna leksikal unsur pembentuknya. Makna kata secara leksikal pada contoh kedua (c) adalah “rumah (yang/sedang) sakit.” Makna ini tidak logis, yaitu benda mati dapat merasakan sakit seperti halnya makhluk hidup (manusia). Namun, makna yang terbentuk dalam contoh (c) adalah “rumah tempat merawat orang sakit.” Inilah yang disebut dengan membentuk makna baru tetapi makna baru tersebut masih dapat ditelusuri dari makna kata pembentuknya.
A. Kalimat Majemuk setara
a. Batasan
Kalimat majemuk setara dalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapakalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masisng-masing dapat berdiri sendri.
b. Pembagian kalimat majemuk setara
1. Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya
Contoh:
Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang
Catatan:
a. Kata-kata yang penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara sejalan ialah: dan, dan lagi, lagi pula, sedang, sedangkan, lalu, kemudian.
b. Dalam meguraikan menurut jabatannya, hendaknya selalu dibiasakan menempuh cara-car sebagai berikut:
1. Kalimat yang hendak diuraikan dikutip lebih dahulu.
2. Memberi nama kalimat yang akan diuraikan.
3. Kemudian baru bagian-bagian kalimat diuraikan menurut jabatannya sebagai berikut:
a. Kata-kata yang hendak diuraikan ditempatkan di sebelah kiri.
b. Jabatan-jabatan kalimat ditempatkan di sebelah kanan.
Contoh uraian kalimat:
Juminten pergi ke pasar, Norif berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara sejalan.
II. a. Juminten pergi ke pasar.
Juminten = subjek
Pergi = predikat
Ke pasar = keterangan tempat
b. Norif berangkat ke bengkel
Norif = subjek
Berangkat = predikat
ke bengkel = keterangan tempat
c. Ganes pergi ke kebun binatang.
a. Ganes = subjek
b. pergi = predikat
c. ke kebun binatang = keterangan tempat
2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan
Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan.
Contoh:
Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
Catatan:
a. Kata-kata penhubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara berlawanan antara lain ialah: sedangkan, tetapi, melainkan, padahal, hanyalah, walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, jangankan, namun.
b. Contoh uraian kalimat:
Rahmad berani, tetapi ia tidak mau bertengkar.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara berlawanan
II. a. Rahmad berani
Rahmad = subjek
Berani = predikat
b. ia tidak mau bertengkar.
Ia = subjek
tidak mau bertengkar = predikat
3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.
Contoh:
Roy Marten ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Anak itum luka parah, sehingga ia harus dibawa ke rumah sakit.
Catatan:
a. Kata-kata penghubung yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat antara lain ialah: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga, maka.
b. Contoh uraian kalimat
Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
I. Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
II. a. Roy Martien ditahan
Roy Martien = subjek
ditahan = predikat
b. ia telah membawa sabu-sabu.
Ia = subjek
telah membawa = predikat
sabu-sabu = objek
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
a. Batasan
Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang lain.
b. Proses Terjadinya Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri.
Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang tidak mengalami pergantian/ perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang sudah mengalami penggantian/ peubahan dinamakan anak kalimat.
Contoh:
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/ diubah menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang datang.
Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/ pergantian) dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan (yang mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak kalimat.
IX. Kata non Baku
non baku adalah bahasa sehari-hari yang sering atau lebih banyak digunakan oleh masyarakat terutama oleh masyarakat Indonesia. Seperti bahasa daerah yang sering digunakan oleh masyarakat pedalaman di Indonesia. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menulis ataupun mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Contoh :
- Tri Sedang Menonton filem horror
- Diaz Jatoh saat turun dari tangga
- Orang itu Diem saat di Tanya
- Chika marah karena di Pitnah temannya
X. Tanda baca
adalah tanda-tanda yang dipakai didalam sistem ejaan. Tanda baca adalah salah satu dari sekian jenis Ortografi. Tanda baca banyak sekali jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu kelancaran komunikasi.
Macam-macam tanda baca dan fungsinya
1. Tanda titik (.)
Fungsi dan pemakaian tanda titik:
Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaa atau seruan,
Pada akhir singkatan nama orang,
Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
Dibelakang angka tau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar, dll.
2. Tanda Koma (,)
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:
Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
3. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaa, atau rasa emosi yang kuat.
4. Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara
Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
5. Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
Di antara jilid atau nomor buku/ majalah dan halaman. antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan.
6. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,
Menyambung unsur-unsur kata ulang
Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing----
7. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut
Mengambarkan kalimat yang terputus-putus
Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan
8. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
9. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut
Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan
10. Tanda Kurung Siku ( {..} )
Tanda kurung siku digunakan untuk:
Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
11. Tanda Petik ("...")
Fungsi tanda petik adalah:
Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal
12. Tanda Petik Tunggal ('..')
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsiL
Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
13. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
14. Tanda Penyingkat (Apostrof) (')
Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
Contoh :
Berikut ini adalah tanda baca dalam Bahasa Indonesia:
A. TITIK
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Tanda ini lazimnya dipakai untuk :
1. Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat.
Contoh:
- Bapak sudah pergi ke kantor.
- Tidak ada yang perlu ditakuti.
- Ada kalangan yang menganggap cara dramatik itu sebagai cara yang terbaik.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan kata yang sudah terdiri dari tiga huruf atau lebih yang dipakai satu titik.
Contoh:
a.n. (atas nama)
Dr. (Dokter)
d.a. (dengan alamat)
Ir. (Insinyur)
u.b (untuk beliau)
Kol. (Kolonel)
dkk. (dan kawan-kawan)
M.Sc. (Master of Science)
dll. (dan lain-lain)
S.H. (Sarjana Hukum)
dst. (dan seterusnya)
Drs.(Doktorandus)
tsb. (tersebut)
M.A.(Master of arts)
Yth. (yang terhormat)
Semua singkata kata yang menggunakan inisial atau akronim tidak menggunakan titik : DPR, MPR, ABRI, Hankam, Kopkamtib, ampera, Lemhanas, dsb.
3. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang menunjukkan jumlah; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan titik .
Contoh:
1.000
123.000
154.375.000
pukul 5.45.42 (pukul lima 45 menit 42 detik)
B. KOMA
Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menarik ditengah-tengah tutur, biasanya dilambangkan dengan tanda (,). Disamping untuk menyatakan perhentian antara (dalam kalimat), koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu.
Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma :
1. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang menyatakan pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan antara anak kalimat dan anak kalimat.
Contoh:
Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai.
Mereka bukan mengerjakan apa yang diperintahkan, melainkan bermalas-malasan.
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam usaha penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia, lebih dahulu harus ditentukan secara deskriptif tata fonem bahasa Indonesia sebelum dilakukan pemilihan huruf bagi fonem-fonemnya.
2. Koma digunakan untuk menandai suatu bentuk parentetis (keterangan-keterangan tambahan yang biasanya ditempatkan juga dalam kurung) dan unsur-unsur yang tak restriktif :
Contoh:
Pertama, tulislah nama saudara diatas kertas itu.
Kedatangannya, seperti yang diinginkan dari dulu, tidak disambut dengan upacara besar-besaran.
3. Tanda koma digunaka untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
Contoh:
Bila hujan behenti, ia akan mulai menanami sawahnya.
Karena marah, ia meninggalkan kami.
Sebagai pembuka acara ini, kami persilahkan hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan.
4. Koma digunakan untuk menceraikan kata yang disebut berturut-turut :
Contoh:
Ia membeli seekor ayam, dua ekor kambing, dan lima puluh kilo gula sebagai oleh-oleh untuk orang tuanya.
Realita kehidupan penuh kaidah, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan hukum-hukum yang memberikan arti pada keselarasan hidup itu sendiri.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat pada awal kalimat, misalnya : jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, disamping itu, dlsb.
Contoh:
Biarpun demikian, pelajar-pelajar yang berkualitas baik tidak sepenuhnya tertampung dalam universitas-universitas.
Oleh karena itu, sudah tibalah waktunya bagi kita untuk menata kembali kehidupan di kampus ini.
6. Koma selalu digunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan.
Contoh:
Meragukan : Diluar rumah kelihatan suram.
J e l a s : diluar, rumah kelihatan suram.
J e l a s : diluar rumah, kelihatan suram.
7. Koma dipakai untuk menandakan seseorang yang diajak bicara.
Contoh:
Saya mendoakan, Yanto, agar engkau selalu berhasil dalam usahamu.
Saya setuju, saudara.
8. Koma dipakai juga untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkan.
Contoh:
Jendral Sudirman, Pemimpin Tertinggi Tentara Indonesia, dengan sekuat tenaga berusaha untuk menyelamatkan rakyat Indonesia.
Orang tuanya, Pak Amin, telah meninggal dunia tadi malam.
9. Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
Aduh, betapa sedihnya nasibnya.
Wah, sungguh hebat hasil yang mereka capai.
O begitu, kami baru mengerti sekarang.
10. Tanda koma dipakai untuk memisahkan sebuah ucapan langsung dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
Kata ayah, “Saya akan mengurus sendiri persoalan ini”.
11. Koma digunakan juga untuk beberapa maksud berikut:
a. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tinggal.
b. Menceraikan bagian nama yang dibalikkan (untuk referensi, misalnya).
c. Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik.
d. Untuk menyatakan angka desimal.
C. TANDA KUTIP
Berfungsi sebagai :
Untuk mengutip kata-kata seseorang.
Untuk menuliskan judul artikel, bab syair.
3. Untuk mengutip istilah kurang terkenal.
contoh:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”
D. TANDA PENGHUBUNG
Berfungsi sebagai :
Untuk memperjelas hubungan antar bagian kata.
Untuk menghubungkan imbuhan dengan huruf kapital dan huruf dengan angka atau sebaliknya.
Untuk membedakan frasa atau kelompok kata ambigu (makna ganda)
4. Dipakai untuk kata ulang.
contoh :
ber-evolusi, be-revolusi
peringkat ke-3, tahun 20-an
E. TANDA PEMISAH
Berfungsi sebagai:
Untuk memisahkan bagian khusus di luar bangun kalimat.
2. Untk memisahkan dua bilangan yang berarti sampai dengan atau dua kata yang berarti ke
contoh :
Karangan ilmiah dapat mendorong orang-orang — seperti saya ini — untuk berfikir masa depan.
F. GARIS MIRING
Berfungsi sebagai:
Untuk menyatakan makna atau, tiap.
Untuk penulisan kode surat.
contoh:
Kepada Bapak/Ibuu/Saudara…, Rp.5.000/buah
No:0019/09/11/2011
File Microsoft word nya bisa di download
>> DISINI<< klik SKIP AD di kanan Atas